Awal Mimpi di Bangku SMA
Bermula dari kegagalan yang
membuat mimpi itu tumbuh pada seorang gadis yang bernama Ira, siswi SMP yang
tak lama lagi akan menginjak bangku SMA. Tetapi semua tidak berjalan dengan
mulus, tidak seperti murid biasanya setelah menerima pengumuman kelulusan
mereka mulai mendiskusikan sekolah favorit yang nantinya mereka tuju, tapi
tidak untuk Ira. Dia merasakan kesedihannya menerima kenyataan bahwa dia adalah
tiga dari 240 siswa yang tidak lulus ujian nasional. Perasaan malu sangat dia
rasakan. Tak sedikit yang mencibirnya, dan menganggapnya bodoh. Tak heran jika
itu terjadi. Prestasinya di sekolah tidak terlalu menonjol dia terbilang murid
yang malas bahkan di saat mendekati ujian pun masih saja bermalas-malasan
tetapi nasi sudah menjadi bubur tak ada yang harus di sesali meskipun semua tak
bisa dirubah Ira masih saja mengurung diri di kamar, menyiksa diri, memberontak
keadaan. Sang ibu sangat mengkhawatirkannya sudah dua hari ini anak sulungnya
mengurung di kamar. Dia sangat membenci hidupnya menganggap tuhan tidak adil.
Keesokan harinya datang seorang
pemuda bernama Adi, saudara sepupu Ira yang sengaja datang untuk menemui adiknya,
mencoba membujuk Ira untuk keluar menemuinya ”janganlah menangisi kegagalan, tersenyumlah
karena itu yang akan mengiringi kesuksesanmu” ucap adi. Saat itu juga Ira
membuka pintu kamarnya, mereka bertatap muka lalu Ira menjawab ”aku telah
gagal, lihatlah semua orang merendahkanku. ”Tidak ada kata terlambat untuk
merubah semua ini, bangkitlah!jawab Adi dengan tegas. Semenjak kedatangan
saudaranya itu Ira mulai bersemangat walaupun masih ada sisa-sisa kesedihan.
Gadis itu mulai menunjukkan
perubahan, berusaha keras untuk belajar mempersiapkan ujian paket B untuk siswa
sekolah menengah pertama yang tidak lulus ujian nasional. Dengan usaha keras
akhirnya Ira lulus ujian persamaan. Setelah itu Ira melanjutkan sekolahnya di SMA
Nusantara Bogor di situlah harapan mulai tumbuh. Ada sebuah hikmah di balik
kejadian” begitulah pepatah menyebutkan. Ira menunjukkan perubahan, prestasinya
menonjol di sekolah bahkan sering mendapat peringkat kelas, dia semakin tekun
belajar dan aktif dalam berbagai kegiatan sekolah, tak heran jika banyak guru
mengagumi kecerdasan dan ketekunannya, teman-teman sekolahnya di SMP dulu
sangat takjub dengan perubahannya itu, Ira yang selalu mendapatkan peringkat
akhir kini menjadi siswi teladan di SMA semua itu karena mimpi yang membuat dia
bangkit dan tersadar untuk merubah diri. Tekadnya yang sangat kuat ingin
menjadi seorang dosen dan young entrepreneur. Menginjak kelas dua Ira
menyalurkan bakat memasaknya dengan berjualan kue lalu di titipkan ke kantin
sekolahnya setiap pagi, walaupun keuntungannya sedikit dia tetap gigih untuk
memulai cita-citanya menjadi seorang pengusaha muda, namun itu hanya berjalan
setahun saja saat dia menginjak kelas tiga Ira memutuskan untuk berhenti
berjualan kue, karena tak ingin menghambat waktu belajar yang sebentar lagi
akan menghadapi ujian nasional. Akhirnya dia mengikuti bimbingan belajar di
luar sekolah dan Setiap hari dia selalu di sibukkan dengan belajar.
Kerja kerasnya selama ini
membuahkan hasil, akhirnya Ira lulus ujian dengan peringkat 5 paralel di
sekolahnya. saat itu hatinya sangat senang tak di sangka gadis pemalas yang
gagal ujian di bangku SMP sekarang mendapatkan prestasi namun perjuangannya
tidak berhenti begitu saja dia harus belajar untuk mempersiapkan test seleksi
masuk perguruan tinggi negeri, akhirnya Ira lolos seleksi nasional perguruan
tinggi negeri di UNIVERSITAS PADJAJARAN BANDUNG jurusan manajemen. Kegagalan
bukanlah akhir dari segalanya meskipun pernah tidak lulus ujian namun kita
masih mempunyai kesempatan untuk merubahnya menjadi lebih baik dan mengubah
mimpi menjadi kenyataan.
Agustha Ningrum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar