Rabu, 23 Oktober 2013

Di Balik Potensi Pemuda



                                    Di Balik Potensi Pemuda
                                               Oleh : Agustha Ningrum


 Pemuda adalah suatu umur yang memiliki kehebatan sendiri,menurut DR.Yusuf Qardhawi ibarat matahari maka usia muda ibarat jam 12 ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas.Pemuda mempunyai kekuatan yang lebih secara fisik dan semangat bila dibanding dengan anak kecil atau orang-orang jompo.Pemuda mempunyai potensi yang luar biasa,bisa dikatakan seperti dinamit atau TNT bila diledakan.
Sejarah pun juga membuktikan bahwa pemuda berperan penting dalam kemerdekaan.Dimana saja,di negara mana saja kemerdekaan tak pernah luput dari peran pemuda.Karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan menuju lebih baik.Hasan Al Banna seorang tokoh pergerakan di Mesir pernah berkata,"Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya."Begitu juga dalam sejarah Islam,banyak pemuda yang mendampingi Rasulullah dalam berjuangan sperti Mushaib bin Umair ,Ali bin Abi tholib,Aisyah dll.Waktu itu banyak yang masih berusia 8,10 atau 12 tahun.Dan usia-usia itu tidak dapat diremehkan.Mereka punya peran penting dalam perjuangan.Maka dari itu jika ingin Indonesia menjadi lebih baik maka perbaikan itu yang utama ada di tangan pemuda,Perbaikan itu akan tegak dari tangan pemuda dan dari pemuda.

Pemuda mempunyai banyak potensi.Akan tetapi jika tidak dilakukan pembinaan yang terjadi adalah sebaliknya.Potensinya tak tergali,semangatnya melemah atau yang lebih buruk lagi ia menggunakan potensinya untuk hal-hal yang tidak baik misalnya tawuran dsb.
Agar potensi tergali dengan baik, maka di butuhkannya kulitas-kualitas yang unggul
10 kualitas unggul yang di butuhkan seorang pemuda adalah :
1.       Keyakinan yang kuat bahwa ALLAH berkuasa atas segala sesuatu.
Ketika sedang tertimpa masalah,  jangan membuat kita merasa bahwa masalah itu tidak bisa diselesaikan, sehingga seolah – olah menganggap masalah itu jauh lebih besar dari kemampuan kita  untuk berusaha menyelesaikannya. Yang paling parah lagi kalau kita mulai kurang yakin bahwa Allah bisa melakukan apa saja untuk mengeluarkan kita dari masalah walaupun menurut kalkulasi hukum sebab akibat tidak mungkin.
2.       Mempunyai kebiasaan memandang jauh ke depan sehingga  menjadi pribadi proaktif.
Seperti halnya berkendara mobil, mobil memiliki lampu jarak jauh. Ia akan memberi kejelasan pandangan ke depan kepada pengendara  sampai jarak 50 m. ini tentu membuat si pengendara bisa melaju dengan hati – hati, lurus dan terarah. Begitu juga jika kita bisa memandang jauh ke depan, tidak mudah tergoda oleh daya tarik jangka pendek, kejutan, dan sensasi kesenangan sesaat dari syahwat dan hawa nafsu. Doktrin ini dari Nabi. “Orang yang cerdas adalah orang yang sanggup mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian ...”
3.       Biasakanlah mempunyai obsesi atau cita – cita hidup yang tinggi
Sebab orang bertaqwa yang dijanjikan untuk mendapatkan jalan keluar oleh ALLAH adalah orang yang mengharapkan surga, orang yang berambisi menjadi orang yang bisa mendapat anugrah ilmu dan harta seluruhnya didayagunakannya di jalan kebaikan yang akan mengantarkannya pada ridho-Nya. Coba periksa kembali bagaiman realitas kenerja kita selama ini?. Bersemangatkan? Atau sebaliknya? Semangat atau tidaknya kita bekerja dalam hidup ini sesungguhnya merupakan dampak langsung dari cita – cita hidup kita.
4.       Harus selalu mengejar ketinggian mutu pada semua aspek kepribadian Diri.
Dalam Al Quran surat 98:7, tidak ada lain kecuali mereka ini adalah manusia unggul dalam hampIr semua aspek kepribadiannya. Ya, keunggulan, kesempurnaan, harus selalu menjadi standar kita dalam meningkatkan seluruh kualitas diri. Baru setelah itu kita akan selalu berpeluang besar untuk sukses dalam hidup ini.
5.       Speed   dalam meraih kebaikan dan prestasi hidup harus didongkrak.
Coba amati apa yang membuat  kita semua di negeri ini begitu sulit untuk mencetak prestasi hidup? Kita tidak punya speed. dalam firman-Nya : “ dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan Tuhanmu serta surge yang luasnya seluas langit dan bumi …” Nah ampunan dan surga-Nya tidak akan pernah kita dapatkan kalau tidak bisa menorehkan prestasi kebaikan/amal sholeh sebanyak-banyaknya, tentu saja dengan kualitas yang diterima-Nya. Tetapi ini juga berlaku untuk dunia tempat kita mencari segala sarana untuk mewujudkan pengabdian kita kepada-Nya.
6.       Harus selalu mau berkompetisi dalam kebaikan secara sehat dan konstruktif.
Kita merasakan sekali bahwa secara kolektif kita tidak memiliki spirit kompetisi dalam kebaikan, keunggulan, dan prestasi, padahal dalam kitab suci-Nya ketika menyebut surga sebagai anugrah bagi orang orang bertaqwa atas kebaikan, keunggulan, dan prestasi amal sholehnya, Allah berfirman “ dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba – lomba.”
7.       Selain speed dan kesangupan untuk selalu berkompetisi,  harus selalu menjadi yang terdepan dalam segala kebaikan.
 mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang – orang yang segera memperolehnya(QS 23:61) Ingat, kita tidak sedang sendirian dalam hidup ini. Dan ingat semua yang bersama kita dalam hidup ini, punya obsesi dan cita-cita yang sama terhadap dunia. Hanya saja orang orang yang beragama menjadikan dunia sekedar sebagai sarana mengabdi dan mendekat kepada-Nya serta berbuat kebaikan kepada sesama. Oleh karena itu, kita tidak layak bekerja, berusaha, berprestasi seadanya, tanpa greget, tanpa target, dan tanpa terobsesi dengan keunggulan.
8.         Harus membiasakan bekerja dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi.
Memang itu syaratnya. Langkah hidup apapun yang di ambil, tetapi jika diri ini begitu boros dengan sumber daya yang di miliki dan kita juga salah dalam mengalokasikan seluruh sumber daya yang di miliki, maka tidak akan pernah bisa meraih sukses dalam kehidupan. Coba renungkan : “sungguh beruntunglah orang – orang yang beriman yaitu mereka yang meninggalkan segala perkataan dan tindakan yang tidak bermanfaat.”
9.       Cetak dan himpunlah prestasi kebaikan sebanyak mungkin.
Kehidupan ini ditakdirkan oleh-Nya untuk memberikan apapun yang menjadi obsesi dan harapan  sesuai dengan jumlah kebaikan yang dapat di cetak, di himpun dan di berikan kepada kehidupan ini. Harga mati yang telah ditetapkan oleh-Nya untuk kita: “sesungguhnya rahmat Allah selalu dekat dan orang orang terus menerus berbuat kebaikan”. Jadi jika  bermimpi akan mencapai sukses ini dan itu dalam hidup ini, lalu bertindak santai, seenaknya saja tanpa mutu, tanpa kualitas dan dengan standar kerja seadanya, serta merasa cukup dengan prestasi kebaikan yang dicapainya, maka mimpi itu tidak akan pernah terwujud.
10.   Bekerjalah secara kolektif dan kolaboratif
Kebersamaan, sinergi, dan harmoni menjadi watak kehidupan yang diciptakan Tuhan pada ala mini. Maka bekerja sesuai dengan kodrat alam yang sepeti itu, akan memudahkan kita mewujudkan mimpi dan cita cita luhur kita dalam hidup ini. “tolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan” Mengapa harus begitu? Sebab kebaikan dan taqwa adalah darah daging bagi sehatnya kebersamaan, sinergi dan HARMONI itu.
Semoga
Wallahu A’lam bish showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar